Wednesday 6 July 2011

Tersenyumlah.....

Tersenyumlah.....

Tertawa sewajarnya merupakan ubat kecemasan dan penglipur kesedihan. Dalam senyum terdapat kekuatan yang menakjubkan dalam menggembirakan jiwa dan menyenangkan hati, sehingga Abu darda' berkata: “Sesungguhnya aku akan tertawa hingga hatiku akan terhibur.” Tertawa merupakan puncak keceriaan, kelegaan dan keriangan, asalkan tidak berlebihan, dengan sewajarnya, dan tidak di maksudkan mengejek atau mencemuh: “Jangan terlalu banyak tertawa, kerana terlalu banyak tertawa akan mematikan hati.” 

Hakikatnya, Islam adalah agama yang dibangun atas dasar keseimbangan dan keadilan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak, mahupun tingkah laku. Oleh kerana itu, janganlah anda masamkan raut muka anda sehingga menakutkan orang yang melihat. Jangan pula anda tertawa terbahak – bahak. Akan tetapi, tampilkanlah wajah yang tenang, selalu berseri dan enak dipandang, sehingga menyenangkan orang yang memandang.

Kalau kita diminta memilih antara harta yang banyak atau jabatan terhormat dan jiwa yang tenang penuh keceriaan, tentu anda akan memilih yang kedua. Apa artinya harta jika jiwa penuh kemuraman? Apa artinya pangkat dan jabatan jika jiwa terkekang? Apa artinya kecantikan isteri bila ia selalu bermasam muka dan menjadikan suasana rumah seperti neraka? Sungguh lebih baik seribu kali ganda isteri yang tidak terlalu cantik tetapi mampu menciptakan suasana rumah seperti syurga.Masya Allah!!

Senyum yang tampak secara lahir tidak akan bernilai bila muncul dengan pura – pura dan untuk menutupi seseorang yang berperangai menyimpang. Lihatlah bunga juga tersenyum; hutan tersenyum; dan lautan, sungai, langit, bintang, burung, semuanya tersenyum. Senyum mereka itulah senyum yang tulus.

Jiwa yang sentiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Jika mereka melihat sebuah persoalan, mereka tersenyum dan tetap tersenyum ketika mampu mengatasinya. Sebaliknya, jiwa yang muram akan akan melihat kesulitan dengan kesedihan. Bila menemui kesulitan, ia akan meghindar atau  membesar-besarkannya, semangatnya melemah dan berandai andai dengan kata-kata “kalau”, “bila”, dan “jika”.

Betapa kita amat memerlukan senyuman, keceriaan wajah, kelapangan dada, kemurahan hati, kelemahlembutan, dan keramahan. “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewahyukan kepadaku (Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) agar kalian bersikap tawadhu’ hingga tidak ada seorang pun yang berbuat zhalim terhadap orang lain.”

Wallahu'alam.........




...ustazpenang...

No comments:

Post a Comment