Thursday, 23 June 2011

Putus Asa Dan Kesannya.............

 Putus Asa Dan Kesannya.............


Anda pernah mengalami Putus Asa ???
Apa yang anda dapat belajar dari Putus Asa itu ???

Bicaraku tentang "Keputus asaan"

Saya melihat putus asa umpama racun yang membunuh jiwa. Ia mula menyerang hati kita hingga tercetusnya keraguan terhadap diri kita sendiri. Ia menimbulkan halusinasi yang menggambarkan segala kelemahan diri kita hingga kita mula meragui kehidupan dan perjalanannya yang sedang kita lalui. Kehidupan terasa begitu sukar dan menggerunkan jiwa. Kesan racun ini jika tidak disekat akan menyerang iman kita hingga kita mula meragui qadar Allah SWT dan akhirnya meragui kebesaran, keagungan, kebijaksanaan dan keadilan Allah SWT.

Kerosakan pada hati menyebabkan kesannya mula merebak keseluruh anggota badan. Kita mula terasa lemah untuk bangun meneruskan kehidupan. Mata kita mulai silau memandang segala ujian dan tekanan yang bakal kita tempuhi. Kepala kita terasa berat untuk mendongak dan memandang kehadapan. Kaki terasa kaku dan hilang keseimbangan untuk berdiri dan meneruskan perjalanan. Kita akhirnya tidak mampu keluar dari 'bilik' kita. Kita terkurung dalam dunia kita sendiri dan tidak suka menerima 'tetamu'. Kita lebih suka bersendiri sambil mengenang kisah-kisah silam namun pandangan jiwa kita sering terhenti pada kenangan yang memedihkan jiwa hingga penderitaan kita bertambah. Kita tidak lagi selesa untuk mengukirkan senyuman apatah lagi untuk bergurau senda. Mata kita mula rabun warna hingga kita melihat dunia baru kita yang suram tanpa warna, tiada lagi keindahan yang mempesonakan. Telinga kita mula terasa begitu sensitif dengan bunyi-bunyian. Kalau dulu kita terhibur dengan bunyi tangisan anak atau sapaan pasangan hidup...kita semuanya itu menyakitkan dan menimbulkan ketidak selesaan. Setiap bunyi atau teguran yang menerjah gegendang telinga kita menimbulkan kesakitan. Lidah kita terasa keras dan hilang kepekaan rasa, tiada lagi kemanisan zikir bahkan kalimah-kalimah yang keluar daripadanya agak kasar serta kehilangan makna dan keindahan bahkan disertai bau busuk yang mengalir keluar dari perut kita yang penuh keserabutan.

Penderitaan ini berlanjutan hingga wajah kita mengambarkan kerutan-kerutan kesakitan dan penderitaan. Air muka bahkan bentuk muka kita mula berubah. Mereka yang hampir dan akrab dengan kita selama ini hampir-hampir tidak mengecam 'wajah baru' kita. Kita nampak terlalu tua dari umur kita, pandangan mata kita agak tajam dan kedalam, bibir kita menjuih dan menimbulkan air muka yang menggerunkan jiwa anak-anak kita untuk menyapa dan bersenda.

Jika dibiarkan terus kita akan terus menderita. Kita tidak lagi mampu bangun dari 'pembaringan' kita. Pandagan kita semakin kurang, begitu juga dengan telinga kita tidak lagi dapat mengesan bunyi-bunyian. Kita hidup menyendiri tanpa teman. Anak-anak kita tidak tahan dengan bau mulut kita setiapkali kita menuturkan kata-kata yang kita sendiri tidak memahaminya. Akhirnya kita 'terbaring' sendirian, tiada teman bicara, tiada teman berkongsi cerita dan tiada teman yang menemani...bahkan kita lebih suka bercakap sendirian kerana orang lain tidak akan memahami apa yang kita inginkan...



Wallahu'alam............








...ustazpenang...

No comments:

Post a Comment