Friday 17 June 2011

Sebuah Renungan Keinsafan.............

Sebuah Renungan Keinsafan.............

Cerita ini mengenai berapa manisnya hidayah yang ku terima. Hidupku dulu penuh dengan kegelapan walaupun mempunyai knowlegde pasal agama. Kejahilanku disebabkan berajakan nafsu..Wahai sahabatku sekalian...Gengamlah hidayah Allah apabila engkau perolehinya..Ia lebih bernilai dari segala-galanya..Itulah titik kebahagiaan yang sebenarnya..

Aku menatap langit yang diselimuti awan putih. Terlihat beberapa ekor burung yang tengah menikmati hidupnya berkeliling melawan derasnya angin. Kurasakan kebebasan yang menyelimuti burung-burung itu kemudia terlintas tanya dalam hatiku.

“Hai burung-burung mungil, bagaimanakah kehidupanmu di atas sana? Apa saja yang kau lakukan sepanjang hidupmu? Dan bagaimanakah caramu berterimakasih kepada Tuhanmu yang telah memberikan kebebasan pada hidupmu?”

Sebuah tanya tanpa jawab yang kuperoleh seiring dengan berlalunya burung-burung itu.

Pandanganku kemudian beralih pada orang-orang yang berlalu lalang dari arah kanan dan kiriku. Seakan membawa fikiranku kepada dua malaikat yang selalu menyertaiku di samping kanan dan kiriku. Fikiranku menerawang jauh pada hidup yang selama ini kujalani. Muncul pertanyaan dalam hatiku ketika teringat pada makhluk Allah SWT yang selalu berada di samping kiriku.

“Wahai malaikat yang sentiasa mencatat segala amal buruk perbuatanku, apakah engkau telah lelah menulis kerana terlalu banyak dosa dan kesalahan yang kulakukan selama ini? Apakah lembaran-lembaran dosa ini sudah teramat penuh sehingga engkau memerlukan berpuluh-puluh, beratus-ratus bahkan berjuta-juta lembar lagi untuk menuliskan dosa-dosaku?”

Air mataku jatuh bagaikan air sungai deras menerpa pipiku mengingat banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kulakukan.

Ketika aku menolehkan pandanganku ke arah kanan, tangisanku seakan tak terhindarkan dari ingatan hidupku yang memunculkan tanya pada malaikat yang selalu berada di samping kananku.

“Wahai malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan baikku. Apakah pen yang kau gunakan untuk menulis sekarang telah menjadi berdakwat beku kerana jarang sekali kau gunakan dalam menulis amal perbuatan baikku? Apakah lembaran-lembaran kebaikanku ini masih berupa halaman kosong yang belum tersentuh penamu kerna jarang sekali aku melakukan kebaikan selama hidupku?”

Aku hanya boleh terdiam dalam tangis titisan gerimis panjang. Aku sangat berharap tangisanku akan memberikanku kekuatan untuk sentiasa meninggalkan dosa-dosa yang kuperbuat serta menyedarkanku untuk selalu menambah amal ibadahku kepada Allah SWT.

Aku berlari, berlari jauh menuju sebuah tempat persembunyian, sebuah tempat yang hanya ada aku dan Tuhanku. Kubenamkan diriku dalam sujud-sujud panjangku kepada-Nya. Seraya mengucapkan permohonan tulus dari hati seorang manusia yang merasa sangat kecil dimata Tuhannya. Lafaz keinsafan tanpa henti dimulutku " La ilaha illa anta. Subhanaka inni kuntu minaz zolimin " . Aku akui aku hamba yang kotor...Tapi Allah Maha Pengampun..

“Ya Allah SWT… Aku tahu dan aku sangat faham bahawa hidup dan matiku itu semua terjadi atas kehendak-Mu. Namum mengapa aku selalu saja melupakan hal tersebut? Mengapa aku selalu mengbelakangkan diri-Mu dari kehidupanku di dunia yang tidak kekal ini? Maafkan aku dan Ampunilah daku Ya Allah kerana aku selalu tergoda pada nikmat dunia yang hanya sementara Kau titipkan kepadaku. Kembalikanlah aku Ya Allah, kembalikan aku pada jalan-Mu, pada jalan yang membawaku pada syurga-Mu yang indah…”

“Ya Allah SWT… Aku tahu bahawa Engkau telah dengan ikhlas mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan dimanapun aku menginginkannya. Tetapi mengapa aku selalu lupa untuk sekadar mengucapkan rasa terimakasihku kepada-Mu? Maafkan aku Ya Allah, maafkan aku kerana terlalu angkuh untuk menyedari semua kebesaran-Mu. Berikan aku hidayah-Mu agar aku dapat sentiasa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini…”

Dengan mata yang penuh dengan genangan air mata, kututup renunganku dengan sebuah ucapan “Amin Yaa Rabbal ‘Alamin”


Wallahu'alam...........







...ustazpenang...

No comments:

Post a Comment